Blitar, 12 Desember 2024 – Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Rumah Keadilan menunjukkan komitmennya dalam mendukung pemberdayaan perempuan, khususnya di bidang politik. Kali ini, LBH Rumah Keadilan berpartisipasi dalam kegiatan bertajuk “Wanita Bicara Politik: Perempuan dalam Pusaran Politik Lokal” yang diselenggarakan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kota Blitar. Acara ini berlangsung pada Kamis, 12 Desember 2024, bertempat di Aula Kecamatan Kepanjenkidul, Kota Blitar. Sebagai salah satu rangkaian kegiatan yang bertujuan meningkatkan kesadaran dan partisipasi perempuan dalam politik lokal, kegiatan ini dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, seperti aktivis perempuan, akademisi, serta perwakilan perempuan dari berbagai instansi pemerintah maupun non-pemerintah.
Nadya Dara Prasetyo, S.H., M.H., selaku advokat LBH Rumah Keadilan, hadir sebagai narasumber tunggal dan membawakan materi berjudul “Peningkatan Representasi Perempuan dalam Pusaran Politik Lokal”. Dalam paparannya, Nadya Dara Prasetyo menekankan pentingnya keterlibatan aktif perempuan dalam pengambilan keputusan politik lokal, terutama untuk mendorong terciptanya kebijakan yang inklusif dan responsif terhadap kebutuhan perempuan.
Beliau juga menyoroti tantangan yang kerap dihadapi perempuan dalam dunia politik, seperti stereotip gender, kurangnya akses ke pendidikan politik, serta hambatan struktural lainnya. Dengan pendekatan yang interaktif dan inspiratif, Nadya Dara Prasetyo mengajak peserta untuk lebih percaya diri dan proaktif dalam memperjuangkan hak-hak politik mereka. Terlebih Perempuan harus berani tampil, jika perempuan tidak pandai berkomunikasi bagaimana orang memahami dan untuk masuk ke dalam politik.
“Peningkatan representasi perempuan bukan hanya soal angka, tetapi bagaimana perempuan dapat benar-benar berperan dalam mewujudkan perubahan yang signifikan di tingkat lokal. Untuk itu, diperlukan kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah untuk memastikan perempuan memiliki akses yang setara dalam dunia politik,” ujar Nadya Dara Prasetyo dalam sesi penyampaian materi.
Salah satu mahasiswa dalam sesi sharing, Zia, Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (Kopri) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menyampaikan perempuan banyak dipandang buruk dalam dunia politik, perempuan dianggap merebut posisi laki-laki, perempuan tidak butuh laki-laki sehingga timbul pertanyaan bagaimana meluruskan permasalahan ini.
Perempuan diharapkan dapat saling support satu sama lain dalam organisasi guna mencari solusi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada. Melalui kegiatan ini pula diharapkan menjadi awal yang baik dalam membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya keterlibatan perempuan di ranah politik, khususnya di tingkat lokal. Tak hanya itu menjadi evaluasi juga kegiatan ini diharapkan dihadirkannya DPRD Kota Blitar dan pihak pemerintah untuk terdengarkan suaranya.